Perbedaan Muslim – Kristen Melebur Dalam Thanksgiving

Posted by Unknown on 00.52 with No comments
KENTUCKY, AS (Berita SuaraMedia) – Masyarakat suka memberi label: kulit hitam, kulit putih, Demokrat, Republikan, Protestan, Katolik, konservatif, liberal, Yahudi, Kristen, Muslim. Label yang memberitahu siapa yang sama dengan kita dan siapa yang berbeda.
Konflik manusia – sejak perang jaman dulu hingga terorisme yang mendominasi berita utama hari ini – seringkali berasal dari orang-orang yang terlalu fokus pada perbedaan mereka, bukan kesamaan.
Selama hampir satu dekade, sekelompok warga di Kentucky bertemu setiap bulan untuk melakukan yang sebaliknya.
Kelompok Dialog Muslim-Kristen ini tidak rumit. Satu kali tiap bulan, beragam orang bertemu di basemen Gereja Presbiterian Hunter untuk membahas keyakinan dan kebudayaan masing-masing serta apa yang penting dalam kehidupan mereka.
Pertemuan bulan ini di hari Sabtu pagi lebih besar dari biasanya. Itu adalah acara makan siang bersama Thanksgiving mereka yang kedua, dengan ayam kalkun, saus, dan hiasan khas Amerika, ditambah beberapa menu khas Timur Tengah.
Di antara 40 orang dalam pertemuan bulan ini, terdapat delapan pengungsi yang baru saja pindah dari Irak. Kementerian Pengungsi Kentucky membantu menata kembali kehidupan mereka yang berada dalam bahaya setelah bertahun-tahun membantu para tentara dan jurnalis AS di Irak.
Peserta lain berasal dari beragam kalangan, mulai sarjana Muslim dari Turki hingga pensiunan Kristen, beberapa dari mereka telah tinggal dan bekerja di luar negeri.
Penembakan massal pada tanggal 5 November 2009 di Fort Hood, Texas, yang dilakukan oleh seorang psikiater Muslim Angkatan Darat semakin menekankan pentingnya dialog tersebut.
"Pasca 11 September kami banyak didekati oleh orang-orang Kristen yang ingin tahu lebih banyak tentang Islam," ujar Mohamed Nasser, seorang Muslim dari Afrika Timur yang bekerja sebagai insinyur listrik IBM sebelum pensiun. "Beberapa hanya ingin tahu, Kenapa kalian melakukan hal-hal buruk ini? Namun yang lainnya ingin memahami lebih jauh."
Tujuan utama dari kelompok dialog ini adalah untuk lebih memahami. Dengan berbicara, mengenal satu sama lain dan membangun pertemanan, para peserta berharap dapat membantu mengatasi perbedaan budaya dan agama.
"Siapapun boleh datang dan siapapun boleh berbicara," ujar Pendeta Philip Troutman dari Gereja Pendeta Nazarene dan mantan mantan misionaris di Afrika yang sedang mengerjakan doktoralnya di Seminar Teologis Asbury.
Sementara fokusnya pada dialog antara Muslim dan Kristen, kaum Yahudi  juga diperbolehkan untuk datang, dan beberapa dari mereka terkadang juga ikut serta. Para pemimpin dialog berharap dapat mendorong lebih banyak partipasi dari kaum Yahudi, meski mereka akui bahwa pertemuan pada hari Sabtu  - hari Sabbath Yahudi – tidaklah ideal.
"Saya mendapat banyak keuntungan hari ini," ujar Omar El Amin, seorang Muslim. "Kami semua berbeda agama dan pemahaman. Tapi, kami semua juga manusia dan berada di negara yang sama."
Shahied Rashid, imam jamaah Muslim di Masjid Bilal Ibn Rabah, mengatakan banyak orang Amerika yang tidak sadar bahwa Islam adalah yang paling sedikit memiliki perbedaan dengan Kristen, dan bahwa kaum Muslim menantang Islam radikal dan terorisme.
"Islam memiliki banyak orang baik, orang jahat, dan orang gila," ujar Rashid. "Sama dengan agama apa pun. Ini menekankan kembali bagi saya bahwa identitas yang paling penting bagi setiap orang adalah manusia."
Sebelum makan siang, para peserta duduk di sekeliling meja dan membicarakan tentang bagaimana mereka menganggap keyakinan terhadap Tuhan lebih penting daripada menganut agama tertentu.
Peserta Muslim berbicara tentang bagaimana mereka menghargai toleransi umat Kristen, dan peserta Kristen mengatakan bahwa mereka mengagumi kedisiplinan kaum Muslim dan ketaatan mereka pada agama. Beberapa dari peserta mengatakan bahwa orang-orang dari semua agama harus lebih aktif dalam membantu masyarakat menemukan kesamaan.
"Memalukan bahwa kita harus menunggu sebuah pengeboman atau perang untuk membuat kita bersatu," ujr Troutman. (rin/kt)